Selasa, 24 Mei 2011

antihistamin dalam pengobatan batuk

Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Istilah antihistamin dapat digunakan untuk menjelaskan antagonis histamin yang mana pun, namun seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk kepada antihistamin klasik yang bekerja pada reseptor histamin H1. 
Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini menunjukkan penglepasan histamin dalam jumlah signifikan di tubuh.
Terdapat beberapa jenis antihistamin, yang dikelompokkan berdasarkan sasaran kerjanya terhadap reseptor histamin.
Antagonis Reseptor Histamin H1
Secara klinis digunakan untuk mengobati alergi. Contoh obatnya adalah: difenhidramina, loratadina, desloratadina, meclizine, quetiapine (khasiat antihistamin merupakan efek samping dari obat antipsikotik ini), dan prometazina.

Antagonis Reseptor Histamin H2
Reseptor histamin H2 ditemukan di sel-sel parietal. Kinerjanya adalah meningkatkan sekresi asam lambung. Dengan demikian antagonis reseptor H2 (antihistamin H2) dapat digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung, serta dapat pula dimanfaatkan untuk menangani peptic ulcer dan penyakit refluks gastroesofagus. Contoh obatnya adalah simetidina, famotidina, ranitidina, nizatidina, roxatidina, dan lafutidina.

Antagonis Reseptor Histamin H3
Antagonis H3 memiliki khasiat sebagai stimulan dan memperkuat kemampuan kognitif. Penggunaannya sedang diteliti untuk mengobati penyakit Alzheimer's, dan schizophrenia. Contoh obatnya adalah ciproxifan, dan clobenpropit.
 
Antagonis Reseptor Histamin H4
Memiliki khasiat imunomodulator, sedang diteliti khasiatnya sebagai antiinflamasi dan analgesik. Contohnya adalah tioperamida.
Beberapa obat lainnya juga memiliki khasiat antihistamin. Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik. Prometazina adalah obat yang awalnya ditujukan sebagai antipsikotik, namun kini digunakan sebagai antihistamin.
Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah degranulasinya.

antihistamin dalam obat batuk:
banyak digunakan terkombinasi dengan obat batuk lain...yang termasuk golongan ini adalah :

a.      Prometazin
       Derivat fenotiazin ini berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedatif dan antikolinergisnya yang kuat. Contohnya phenergan.
b.      Oksomemazin
         adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama dengan prometazin, daya antikolinergiknya lemah. Contohnya sirup Comtusi dan Toplexil sirup.

c.      Difenhidramin
         Difenhidramin sebagai zat antihistamin, senyawa ini bersifat hipnotik sedatid dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Contohnya adalah Sanadryl sirup.
d.      Klorfeniramin
         Feniramin dan klorfeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka digunakan juga dalam ramuan obat batuk. Contohnya ctm, dextamin, celestamin, dan avil.

(Sumber: Tjay dan Rahardja, 2007)

1 komentar:

  1. The Best Online Casinos For Baccarat - FEBCASINO.COM
    Online casinos are worrione more fun to play, and offer the chance to win. The Top 10 Best Casino Sites for Baccarat · 샌즈카지노 BetMGM Casino: $1000 바카라사이트 in bonus + up to $1000 if

    BalasHapus